Kita
Semua Berbeda, Jadilah Diri Sendiri
Setiap
manusia diciptakan berbeda-beda. Kita dilahirkan dengan latar belakang hidup
yang berbeda; fisik, sifat, jiwa, warna kulit, agama, suku, keturunan, bangsa,
dan sebagainya. Tidak ada satupun manusia yang diciptakan sama, bahkan yang
kembar sekalipun. Beraneka ragam bentuk manusia, ada yang bermata biru,
berkulit putih, berbadan tinggi, berkulit sawo matang, berbadan gemuk, berbadan
pendek, dan lain-lain.
Kita dilahirkan karena ada maksud
tersendiri dari Tuhan. Tuhan menciptakan setiap makhluk-Nya tidak pernah ada
yang sia-sia. Setiap manusia dilahirkan dengan bakat yang berbeda-beda, potensi
yang berbeda-beda, kelebihan yang berbeda-beda, serta kekurangan yang
berbeda-beda pula. Karena Tuhan itu Maha Adil, Ia menciptakan kita dengan
menyeimbangi antara kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.
Dari lahir hingga dewasa bahkan tua,
manusia selalu belajar apa yang dilihatnya, dialaminya dan segala hal yang ia
jalani. Manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Kita yang menjalani,
namun Tuhan lah yang mengatur skenarionya. Kita ibaratkan seorang aktor ataupun
aktris, tapi Ia adalah Sang Sutradaranya. Sutradara terhebat dan tercerdas
sepanjang masa. Bagaimana tidak? Dia telah mengatur segala skenario yang telah
ada di dunia ini dengan begitu sempurna, termasuk kita yang ada di dalamnya.
Kita tidak pernah sedikit pun
menolak untuk dilahirkan dari keluarga siapa dan bagaimana. Kita tidak pernah
tahu bagaimana alur hidup kita ke depannya, bahkan kematian kita sendiri. Kita
tidak pernah tahu apakah kita dihidupkan untuk menjadi miskin ataupun kaya,
sengsara atau bahagia, susah ataupun senang.
Ada sebagian dari kita yang hidupnya
terlihat bahagia, ada pula yang terlihat sedih. Tidak, sekali lagi tidak. Ingin
saya katakan sekali lagi, Tuhan itu Maha Adil. Tuhan itu pasti akan memberikan
kebahagiaan di balik kesedihan, begitu pula sebaliknya. Tidak akan pernah ada
bahagia yang kekal abadi, dan tidak akan pernah ada pula kesedihan yang kekal
abadi.
Ketika kita diberi kesenangan, kita
sering kali lupa dan terlalai. Ketika kita diberi kesusahan, sebagian dari kita
mungkin baru sadar akan kesalahan sendiri, atau bahkan ada yang menyalahi
Tuhan. Tuhan tidak patut untuk disalahkan, karena Tuhan adalah Zat Yang Maha Benar
dan Maha Mengetahui.
Kita mungkin sering iri melihat
kehidupan orang-orang lain yang terlihat (begitu) bahagia dan membandingkannya
dengan kehidupan kita sendiri. Walhasil, kita tidak pernah puas dengan nikmat
hidup yang ada. Cobalah kita renungkan, apakah kita satu-satunya orang yang
paling susah dan menyedihkan di dunia ini?
Jikalau kita melihat ke bawah,
lihatlah dengan mata yang terbelalak, betapa banyaknya manusia-manusia yang
jauh lebih susah hidupnya dan dikelilingi oleh berbagai macam penderitaan
hidup, saat itu lah kita langsung menyadarinya. Menyadari akan kekufuran nikmat
kita membuat kita baru mengingat Tuhan, betapa Tuhan menyayangi kita. Mereka
yang hidupnya kelihatan sengsara bukan berarti Tuhan tidak menyayangi mereka,
akan tetapi mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan yang dipercaya untuk tetap
kuat dan tegar dan mungkin akan diberikan hadiah berupa syurga. Siapa yang
mengetahui itu?
Masalah-masalah hidup yang kita
alami bukan dirancang untuk menjatuhkan diri kita namun untuk membangkitkan
hidup dan derajat diri kita di mata Tuhan dan manusia. Tak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan, pasti selalu akan ada solusinya. Jangan pernah
menyalahi diri dan hidup sendiri jikalau ditimpa musibah, karena kita bukanlah
satu-satunya orang yang mendapatinya.
Semakin kita tumbuh dewasa, akan
semakin banyak pula rintangan hidup yang kita dapati, akan semakin banyak pula
pembenci hidup kita, di balik para penyayang kita. Kita di dunia ini tidak
hidup sendirian, kita semua hidup bersamaan. Akan ada penyerang dan akan ada
pula penolong di dalam hidup kita.
Semakin tumbuh dewasa, kita akan
belajar bagaimana untuk mencintai diri dan hidup sendiri. Kita akan belajar
bagaimana mengenal dunia ini dengan lebih luas sehingga membuat kita menjadi
jauh lebih dewasa daripada sebelumnya dan membuat kita menjadi seseorang yang
berpikiran lebih terbuka.
Semakin tumbuh dewasa, kita akan
menemui berbagai macam manusia yang ada di dunia ini. Ada orang-orang yang
memiliki sifat pemarah, ada orang-orang yang memiliki sifat penyabar. Ada
orang-orang yang optimis, dan ada pula orang-orang yang pesimis. Ada
orang-orang yang pekerja keras, dan ada orang-orang yang pemalas. Ada
orang-orang yang menyukai musik, ada pula orang-orang yang menyukai sastra. Ada
orang-orang yang cerewet, dan ada pula orang-orang yang pendiam. Begitu banyak
contoh keanekaragaman manusia di dunia ini.
Semakin kita tumbuh dewasa, kita pun
akan berusaha untuk mencari jati diri kita yang sebenarnya, memberikan
kontribusi lebih untuk diri kita sendiri, orang-orang tersayang maupun
orang-orang lain. Meskipun begitu, masih banyak pula orang yang malah mengikuti
kehidupan orang-orang lain, berusaha untuk tidak mau kalah dengan hidup
orang-orang lain yang kelihatannya lebih layak, layak dalam artian lebih keren
dan bagus. Jangan meniru orang-orang yang seperti ini, karena orang-orang
seperti ini tidak pernah menyadari akan adanya perbedaan peribadi tiap manusia,
padahal mereka termasuk yang berbeda. Jikalau kita lebih sadar akan perbedaan,
pasti kita akan selalu berusaha untuk mengoreksi diri dari setiap kesalahan,
lebih mencintai diri dan hidup sendiri dan selalu bersyukur atas nikmat Tuhan
yang diberikan kepada kita.
Kita dilahirkan dengan
ketidaksempurnaan, bukan hanya tentang cacat fisik ataupun cacat jiwa, akan
tetapi setiap kita memiliki berbagai macam kesalahan dan dosa. Setiap kita
adalah pendosa. Berbagai dosa yang telah kita perbuat, berbagai kesalahan
ucapan yang telah kita lontarkan, berbagai pikiran buruk telah lengket di dalam
otak, serta berbagai cobaan yang hati kita tidak mampu menerimanya.
Mengintropeksi diri adalah solusi
terbaik. Memberikan banyak kontribusi dan kemanfaatan dalam hidup adalah bentuk-bentuk
kebaikan yang mesti kita lakukan. Kita hidup di dunia ini tidak sendirian, kita
hidup bersamaan, berdampingan dan harus bekerja sama satu sama lain.
Membuat suatu perubahan baik adalah
suatu prestasi bagi kita pastinya, apalagi perubahan baik yang besar. Bisa
jadi, itu akan menepis segala pikiran buruk dari orang-orang lain terhadap diri
kita. Mungkin, kita yang dulu adalah seseorang yang sering dipandang sebelah
mata dan serba salah oleh orang-orang lain, padahal belum tentu segala
kesalahan yang dipandang itu berasal dari diri kita sendiri. Membuat orang lain
sadar akan jiwa positif dari diri kita akan menciptakan tali silaturahmi yang
kuat antarsesama manusia. Tinggalkan masa lalu yang dianggap buruk, bangkit dan
kembangkan positivitas dalam diri.
Menjadi diri sendiri membuat kita
akan mencintai diri sendiri sepenuhnya dan begitu juga pada orang-orang yang
dengan tulus menyayangi kita, terutama kedua orang tua kita, karena kalau kita
menyesali tercipta menjadi diri sendiri, berarti kita menyesali tercipta dari
orang tua yang dengan tulus menyayangi kita. Maafkan orang-orang lain yang telah
(banyak) berbuat salah terhadap diri kita akan membuat hidup kita menjadi lebih
bahagia. Berhentilah untuk membandingkan diri dan kehidupan kita dengan
orang-orang lain karena tiada diri yang sempurna. Kembangkan kelebihan-kelebihan
diri; bakat, kemampuan, potensi dan bonus
apapun dari Tuhan akan menghasilkan berbagai positivitas yang membanggakan diri
sendiri maupun orang-orang lain. Bangkit dan maju untuk melangkah ke depan,
ciptakan suasana baru, gaya hidup baru, peribadi yang baru, namun tetap menjadi
diri sendiri. Menjadi peribadi yang baru bukan berarti harus menjadi orang
lain, namun mengoreksi diri dari setiap kesalahan yang ada di masa lalu. Kita
berbeda namun kita harus tetap berbaur bersama orang-orang lain. Manfaatkan
waktu yang ada untuk menghidupkan positivitas diri karena segala yang kita
perbuat dan ucapkan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Jadilah seseorang yang menginspirasi serta memotivasi. Tidak ada sesuatu yang
paling bahagia melainkan menjadi diri sendiri serta mensyukuri nikmat hidup
kita di dunia ini.
There is no the worst person in the world,
but there is only a person who never be grateful for what he/she gets in the
world. Stop comparing your life to another’s because we are not the same. We’re
different. We live together in this world to make it a better place to live,
not to be a nasty place, so wake up from your bad past, and stand up and go
straight ahead for building bright future. Love yourself, whoever you are, you
are special. Everybody is special. Everybody has their own characteristics,
life and way to make themselves happy. Stop complaining and love God sincerely.
Sekian dulu tulisan saya kali ini,
maaf jikalau ada kata-kata yang salah ataupun kurang berkenan. Semoga apa yang
telah saya tulis ini bermanfaat dan positif untuk dibaca serta menginspirasi
setiap pembacanya. Akhir kata, saya ucapkan terimakasih dan wassalamalaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar