HOW DID I OVERCOME MY INTROVERT?
(BAGAIMANA SAYA MENGATASI SIFAT INTROVERT
SAYA?)
Aku dulunya seseorang yang sangat
introvert. Entah itu mungkin bisa dibilang aku kurang pergaulan. Sejak hampir
tamat SMP hingga kelas 3 SMA, aku mengalami perubahan dalam diri ku. Aku merasa
seperti punya kecemasan sosial, aku kurang bergaul dengan banyak orang. Aku pun
tidak tahu kenapa aku bisa menjadi seperti itu padahal sejak kecil hingga
menjelang remaja, aku adalah sosok yang cukup mudah bergaul dengan anak-anak
seusia ku.
Entah mungkin karena aku lebih sering
berada di rumah daripada berkumpul bersama banyak orang sehingga membuat ku
menjadi sosok yang sebegitu pendiam dan pemalu di hadapan banyak orang. Aku
dulu sering bertanya-tanya dalam diri, “Kenapa aku bisa menjadi seperti ini?
Ada apa dengan diri ku?”
Aku bahkan dulu sering merasa iri dengan
teman-teman seusia ku yang sering berkumpul di kafe-kafe dan bergaul dengan
banyak teman lainnya sehingga kalangan orang-orang seperti ini dicap sebagai
anak-anak gaul. Ya, di masa-masa remaja itu adalah masa-masa labil, masa-masa
dimana kita masih merasa sulit mencari jati diri. Aku sering merasa minder
dengan diri ku sendiri sebab sifat kuper ku dulu.
Dulunya, aku sering dijauhi, diejek, di-bully bahkan dianggap “nol” di mata
teman-teman ku yang dipandang keren dan gaul. Setiap mereka ingin mendekati ku
untuk berbicara dengan ku, mereka bingung ingin berkata apa dengan ku saking
pendiamnya diri ku dulu. Saat itu, aku belum pernah mendengar istilah
“introvert”, malah aku merasa diri ku aneh karena tidak bisa bersosialisasi
dengan baik.
Lambat laun, hingga ku tamat SMA, aku
berpikir bahwa aku harus berubah, menjadi peribadi yang lebih baik lagi dan
mudah bergaul dengan siapa saja. Aku berusaha untuk menepis sifat pendiam dan
kuper ku ini. Setelah ku memutuskan untuk hijrah ke Padang untuk berkuliah
disana, aku merasakan cukup banyak perubahan dalam diri, aku bisa bergaul
dengan banyak orang lebih baik daripada sebelumnya, karena aku berusaha untuk
memberanikan diri untuk mudah bergaul dengan siapa saja.
Pada beberapa semester awal kuliah, memang
sifat pendiam dan pemalu ku ini masih tampak dan hanya berteman dengan
orang-orang yang menurut ku nyaman untuk bergaul saja, tapi aku berpikir lagi
bahwa aku tidak boleh begini. Aku akan tumbuh lebih dewasa seiring dengan
bertambahnya usia. Aku pasti akan mendapatkan banyak pengalaman hidup jikalau
aku mudah bergaul dengan siapa saja. Aku yakin begitu jikalau aku berusaha
untuk berubah.
Kota Padang benar-benar membuat ku berubah.
Aku semakin percaya diri bahwa aku bisa diterima oleh banyak orang meskipun aku
juga tahu bahwa pasti akan ada orang yang tetap tidak menyukai ku. Aku harus
tetap bersikap positif dan lebih positif dari hari ke hari terhadap banyak
orang agar aku tidak selalu dipandang sebelah mata oleh mereka. Aku selalu
berusaha untuk tingkatkan rasa percaya diri ku di depan banyak orang. Aku harus
bisa memulai percakapan terlebih dahulu dan memikirkan obrolan-obrolan apa yang
layak untuk dibicarakan tanpa membuang waktu banyak. Aku berusaha untuk bergaul
dengan siapa saja, baik itu yang lebih muda daripada ku hingga orang-orang yang
jauh lebih tua dari ku.
Terlebih lagi, aku berusaha untuk menjadi
pendengar dan penanggap yang baik bagi lawan bicara ku setiap kali ada
orang-orang yang berbicara dengan ku. Aku berusaha untuk memahami alur
pembicaraan mereka. Ketika mereka tertawa, aku ikut tertawa bahkan dengan
spontan. Begitu pula sebaliknya, ketika mereka sedih, aku berusaha untuk
menegarkan hati mereka.
Aku tidak boleh menjadi “Ocha yang dulu
lagi”. Jika aku ditanya oleh seseorang apakah aku mau untuk kembali ke masa
lalu ku, aku akan jawab “tidak”. Karena, bagi ku masa lalu itu tidak perlu
diungkit kembali, tidak perlu dipikirkan kembali dan tidak akan pernah dirasakan
kembali, apalagi masa lalu yang “pahit” untuk dikenang. Aku selalu berusaha
untuk membuka lembaran kertas tentang hidup ku dengan cerita-cerita yang
positif. Aku jadikan lembaran-lembaran sebelumnya sebagai
pembelajaran-pembelajaran yang patut untuk dirubah untuk menjadikan ku peribadi
yang lebih baik lagi. Masa lalu itu tidak perlu dikenang, apalagi hingga
berlama-lama, akan tetapi jadikan itu semua sebagai pembelajaran, karena pada
dasarnya manusia pasti akan berubah dari hari ke hari dengan izin-Nya.
Sekian dulu sepenggal cerita kehidupan saya
di masa lalu. Memang terlihat pahit, namun saya selalu berusaha untuk
menjadikan kepahitan hidup dari masa lalu saya sebagai pembelajaran untuk
menjadikan diri saya lebih maju lagi. Saya tidak bodoh dan bukan manusia yang
buruk, saya sangat yakin itu. Terserah apa yang dikatakan oleh orang-orang lain
tentang diri saya, asalkan saya tetap selalu berusaha untuk menyebarkan segala
kebaikan pada banyak orang.
Terakhir, saya ingin mengucapkan
terimakasih banyak pada pembaca yang telah menyempatkan waktu untuk membaca
sepenggal kisah hidup saya yang pahit di masa lalu ini. Semoga ada hikmahnya.
Jika terdapat kesalahan dalam penulisan, saya akan mengubahnya menjadi lebih
baik. Oleh sebab itu, silahkan kirimkan komentar jikalau itu dapat membangun
dalam penulisan artikel ini. Sampai jumpa di artikel-artikel saya berikutnya.
Selamat siang. Wassalam.
Komentar
Posting Komentar