Langsung ke konten utama

To My Dearest Parents, I Promise That I Will Make Both of You Proud of Me


To My Dearest Parents, I Promise That I Will Make Both of You Proud of Me

Saturday, February 2nd, 2019
            Assalamualaikum semuanya...
            Kali ini saya menulis dari hati saya yang terdalam, bahkan saya sampai menangis terisak-isak menulis artikel ini. Ini tentang janji seorang anak pada ibu dan ayahnya, terutama pada ibunya. Malam ini, saya mendengar cerita dari ibu saya tentang keluhannya. Salah satu kalimat yang beliau lontarkan adalah beliau ingin merasakan sedikit kebahagiaan yang diberikan oleh anaknya kepadanya. Beliau semakin tua namun masih sedikit merasakan kebahagiaan. Bahkan, ibu saya juga berkata bahwa bagaimana jikalau ia meninggal kelak tapi belum merasakan kebahagiaan di masa tuanya, terutama dari anak-anaknya. Saya yang mendengar cerita mama tersebut langsung tak dapat membendung air mata saya, mengalir banyak dan terisak-isak. Saya merasa saya masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan terhadap kedua orang tua saya, terutama mama saya. Saat menangis itu saya berpikir bahwa saya bahkan belum membahagiakan mama dan ayah saya sepenuhnya, saya belum sukses dalam hal-hal lain, saya barusaja sukses dalam meraih gelar S1 saya tahun lalu, dan kini saya masih menjadi seorang pengangguran.
            Saya merasa bahwa mimpi-mimpi saya untuk membanggakan kedua orang tua saya masih banyak yang belum tercapai. Saya merasa sebagai anak belum memenuhi semua tanggung jawab saya, dan saya merasa masih memiliki berton-ton kesalahan pada beliau, mungkin baik itu perkataan maupun perbuatan. Saya belum menjadi seorang wanita mapan, saya merasa belum menjadi seorang anak yang sangat diidamkan oleh kedua orang tua saya, meskipun saya juga punya banyak keterbatasan di dalam diri. Saya merasa saya sudah dewasa, sudah kepala dua dan sudah saatnya saya berjuang mati-matian demi membanggakan dan membahagiakan kedua orang tua saya. Saya pernah punya cita-cita bahwa saya ingin menikmati jerih payah di masa muda saya sebelum saya merasakan itu semua di masa tua saya kelak. Selagi ayah dan mama saya masih hidup bersama saya dan abang saya di dunia ini, saya harus berjuang untuk membahagiakan mereka.       
            Saya sadar, meskipun saya seorang anak perempuan, ada masanya kelak saya akan menjadi seorang tulang punggung keluarga. Kedua orang tua saya akan semakin tua, bertambahnya uban di kepala mereka terkadang membuat saya merasa bahwa saya belum bisa memenuhi berbagai harapan kedua orang tua saya kepada saya. Kedua orang tua saya telah menjadi tulang punggung keluarga sejak saya dan abang baru lahir dan masih batita. Bertahun-tahun mereka bekerja, berjuang demi membesarkan dan menyekolahkan kedua buah hati mereka. Merekalah dua orang pahlawan saya yang telah berjuang mati-matian demi menghidupi saya dan abang saya hingga kami bisa menjadi anak-anak yang dewasa di masa ini.
            Saya takut dan pernah terbayang di dalam pikiran saya, bagaimana jikalau Allah memanggil salah satu dari kedua orang tua saya lebih dahulu sebelum saya menjadi anak yang sukses dan membanggakan bagi mereka, bahkan saya belum menikah dengan seorang pria dan belum menyenangkan masa tua mereka kelak. Saya sempat menangis di kala memikirkan hal itu. Saya tidak mau saya menjadi seorang anak yang dipandang buruk oleh mereka maupun orang-orang lain. Saya tidak mau tidak bisa memberikan lebih sedikit kebahagiaan hidup kepada mereka padahal mereka sudah membesarkan saya hingga saat ini. Sudah saatnya saya lagi yang merasakan beban hidup mereka dan akan merasakan beban hidup menjadi calon orang tua ketika menikah kelak.
            Saya sebagai anak sangat sadar bahwa saya terkadang bersikap buruk dan berkata menyinggung perasaan kedua orang tua saya, terutama mama saya. Saya sadar bahwasanya surga berada di bawah telapak kaki ibu saya. Bahkan, Rasulullah sendiri pernah bersabda di antara kedua orang tua kita, sosok ibulah yang harus lebih dihargai dan disayangi karena beliau lah yang telah berjuang untuk mengandung kita selama sembilan bulan dan berjuang untuk melahirkan kita di dunia ini melawan rasa sakitnya melahirkan dan berlomba dengan nafasnya sendiri, hinggaRasulullah pun menyebut nama ibu sebanyak 3 kali.
            Saya tahu bahwa saya akan menjadi seorang calon ibu kelak, saya akan mengambil alih peran ibu saya di rumah tangga masa depan saya. Saya akan merasakan apa yang beliau rasakan; merasakan mengandung seorang anak selama sembilan bulan lamanya juga menahan rasa sakit yang akan ku derita, melahirkan seorang anak dengan bertaruh dengan rasa sakit dan nyawa saya sendiri, bekerja keras demi keluarga saya kelak, menjadi seorang calon ibu rumah tangga dan wanita karir (jikalau saya memiliki sebuah pekerjaan kelak), membesarkan dan menghidupi anak-anak saya kelak dan menyukseskan pendidikan mereka hingga ke tingkat universitas, InsyaAllah.
            Semakin saya dewasa, semakin saya berpikir bahwa peran seorang wanita dewasa dan ibu itu sangatl dan semakin berat, harus menghadapi lika-liku kehidupan di dunia ini. Itu adalah suatu tantangan dan kewajiban tersendiri bagi setiap perempuan dewasa. Mama saya dulunya selalu mengingat dan mengajarkan saya akan nilai-nilai kehidupan, terutama yang berkaitan dengan masa depan saya, seperti menjadi seorang wanita dewasa dan ibu. Berton-ton tanggung jawab harus aku penuhi kelak, berton-ton masalah harus aku cari jalan keluarnya kelak, serta bertont-ton rintangan hidup harus saya jalani kelak. Ya memang begitulah alur kehidupan, ketentuan yang telah Allah tuliskan bagi tiap insan yang hidup di dunia ini.
            Terakhir, saya ingin mengatakan bahwasanya selagi kita masih muda, jangan pernah menyia-nyiakan masa muda kita dengan hal-hal yang (sangat) tidak bermanfaat apalagi hingga merusak masa depan kita. Berikanlah banyak kontribusi terhadap banyak orang, terutama anggota keluarga kita. Merekalah yang menjadi beton hidup kita di dunia ini, ketika masalah hidup menerpa kita, ada mereka yang selalu mendukung kita meskipun tidak secara langsung mereka mendukung kita, bisa jadi melalui doa-doa yang mereka lontarkan untuk kita, terutama doa-doa dari ayah dan ibu kita karena kesuksesan yang kita telah raih juga merupakan buah manis dari doa-doa yang mereka lontarkan pada Tuhan untuk kita. Percayalah, orang tua itu meskipun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, namun cinta dan kasih sayang mereka terhadap kita itu adalah yang paling tulus. Kalau tidak tulus, kita tidak akan mungkin bisa hidup hingga di usia kita sekarang ini. doa-doa mereka ibaratkan jimat bagi kita untuk menjalani kehidupan ini yang terkadang menyenangkan dan terkadang menyedihkan hati.
            Sekian dulu artikel yang saya telah tulis malam ini. Semoga sangat bermanfaat untuk dibaca dan membuka pikiran kita semua bahwasanya kita harus berjuang untuk membahagiakan kedua orang tua kita sendiri selagi kita dan mereka masih hidup di dunia ini. Saya yakin bahwa kalian juga sangat mencintai kedua orang tua kalian. Jadikan doa-doa mereka sebagai jimat hidup kita, InsyaAllah hidup kita akan sangat berkah.
            Akhir kata, saya ucapkan banyak terimakasih bagi setiap pembaca artikel saya ini karena telah menyempatkan waktunya untuk membaca artikel ini. Saya mohon maaf jikalau saya masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini. Saya juga sangat membutuhkan komentar dan saran positif dari kalian untuk membangun karya tulis saya yang lebih baik lagi ke depannya. Semoga kita semua menjadi manusia-manusia yang sukses di dunia dan akhirat kelak. Aamiin....
            Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BE OPEN-MINDED

BE OPEN-MINDED    http://thetimesweekly.com/news/2017/feb/16/shorewood-special-census-starts-week/                     Bismillahirrahmanirrahim...           Assalamualaikum, semuanya. Nah, di malam kali ini aku ingin berbagi pendapat ku di dalam artikel ini tentang pemikiran yang terbuka, akan tetapi sebelum masuk ke pembahasan, alangkah lebih baiknya jika saya membuka artikel ini dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan.           Pernahkah kita melihat secara langsung seseorang yang suka merendahkan suatu agama? Pernahkah kita secara langsung melihat seseorang menilai sifat seseorang sesuai dengan suku yang dipegangnya? Pernahkah teman-teman melihat secara langsung seseorang yang merasa risih dengan suatu kaum atau pemeluk agama tertentu? Pernahkah teman-teman melihat seseorang yang (terlalu) rasis dengan suatu suku, agama, ras atau adat, memandang rendah diri orang-orang lain berdasarkan apa yang dimilikinya, entah itu fisik atau pun kebiasaanya? Atau, apakah diri

Hijrah Ku untuk Istiqomah Berhijab

Hijrah Ku untuk Istiqomah Berhijab Assalamualaikum sahabat-sahabat muslimah....     Ini adalah blog pertama saya yang dimana saya ingin menceritakan kisah hijrah saya untuk berhijab. Setiap manusia pasti ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, tentunya. Dengan berhijab, kita merasa lebih aman, nyaman dan pastinya terlindungi dari apa pun; dari sinar matahari, dari godaan laki-laki, atau dari kejahatan lainnya.     Baiklah, saya ingin menceritakan pengalaman saya berhijrah dari yang tidak berjilbab , berjilbab biasa, berjilbab pashmina, hingga berjilbab syar'i . Semua ini pastinya membutuhkan proses yang sangat panjang, dan itu awalnya tidak mudah. Bagaimanapun, kita harus tetap Istiqomah dan yakin bahwasannya Allah pasti akan membimbing kita untuk berubah menjadi seorang muslimah yang lebih baik lagi dari hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun.     Awal mulanya saya berjilbab adalah ketika saya masih duduk di bangku kelas 10 SMA. Sebenarn

Things About Me

Things About Me   (Foto lama ku pas  baru masuk kuliah)      Hai, kali ini aku mau bercerita tentang diri ku. Aku ingin menulis profil diri ku sendiri. Banyak hal yang ingin ku ceritakan tentang diri ku yang ku akan rangkum dalam blog kali ini. Well, here we go!           Aku terlahir dengan nama panjang Dwi Rosa Damasena, kalian bisa memanggil ku Ocha atau Rosa. But actually, my friends and people around me usually call me Ocha, except my family, they often call me Rosa. However, it depends on you which nickname you wanna call me.             Aku lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia, pada tanggal 26 Agustus 1996. Aku terlahir prematur, ya aku dilahirkan di bulan ke delapan (seharusnya aku lahir di bulan September). Seperti anak-anak yang terlahir prematur pada umumnya, aku terlahir dengan tubuh yang mungil sekali, berat badan ku dulu hanyalah 2 Kg lebih. Aku sangat mirip dengan ayah ku yang terlahir prematur juga. Well, buah jatuh tidak jauh dari poh