Antara
Aku, Depresi Ku
dan
Akun
Instagram Ku yang Dihapus
Assalamualaikum. Kali ini, aku mau bercerita
tentang apa yang ku alami kemarin. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi dengan
diri ku. Aku seharian kemarin merasa sedikit hampa, bosan, sedih, gelisah,
cemas dan tidak tentram. Aku dihantui oleh pikiran buruk ku. Aku tidak
melakukan banyak aktivitas, dan aku juga mudah mengantuk kemarin karena kurang
tidur.
Suatu siang, aku merasa bosan, aku ingin melakukan
sesuatu, tapi aku agak malas dan lebih tertarik berselancar di Instagram. Ya,
aku menghabiskan banyak waktu di dunia maya. Benar-benar membuang waktu banyak.
Suatu ketika, setelah ku berpakaian bagus (memakai jilbab) dan make up wajah ku,
aku melakukan siaran langsung di Instagram yang hanya berisi 3 orang penonton
dan buat suatu video Boomerang diri ku sendiri di Insta Story dengan gerakan kedua alis
mata ku. Di dalam video itu, aku bikin tulisan “Feeling so bored sometimes”. Aku
benar-benar merasa bosan dan tidak tahu harus berbuat apa karena aku merasa
hampa seharian itu.
Aku pernah merasa bosan dan jenuh
untuk berselancar di dunia Instagram
melulu: membuat suatu snapgram (Insta
Story), melihat snap-snap orang-orang lain yang aku ikuti, atau menyukai
foto-foto orang. Aku memang jarang mengirim foto baru di timeline Instagram. Jujur, sebenarnya, aku sudah
dari sejak lama ingin menghapus akun
Instagram ku yang memiliki nama pengguna @dwirosadamaasena. Aku pernah
berpikir untuk menghilangkan kecanduan ku terhadap Instagram karena aku gak mau
menghabiskan banyak waktu di media sosial saja. Aku tidak mau kurang produktif
dan aktif dalam menjalankan aktivitas hanya karena media sosial. Aku pun tidak
ingin mengumbar-umbar foto-foto atau apapun yang tidak ada faedahnya kepada
banyak pengikut ku di Instagram. Pun, aku juga ingin menarik diri ku sendiri
dari banyak orang di akun Instagram
ku tersebut.
Setelah aku mengirim snap tersebut di Insta Story ku, aku pun mulai merasa jenuh. Aku juga diblokir oleh
seseorang. Aku merasa malu dan berlebihan di media sosial tersebut. Aku merasa
punya sisi “alay” karena aku hanya ingin menghibur diri ku dan orang-orang lain
yang mengikuti akun IG ku. Aku tidak pernah bermaksud apa-apa. Aku ingin
terlihat lucu dan menghiburi banyak orang, akan tetapi sebenarnya aku terkadang
merasa sepi, gelisah, minder, malu pada diri sendiri dan orang-orang lain.
Kalian tahu apa yang aku rasakan
seharian kemarin? Aku mengalami depresi. Padahal, beberapa hari yang lalu, aku
merasa sangat enerjik dan gembira. Aku sering berselancar di akun IG ku itu dan
membuat snap-snap begitu banyaknya. Aku
seakan ingin mencari perhatian banyak orang di Insta Story ku tersebut karena aku membuat snap-snap yang lucu dan Islami.
Bagi ku, definisi dari depresi
adalah suatu keadaan dimana aku merasa bosan, sedih tiba-tiba, minder, dihantui
oleh pikiran buruk, terpuruk, cemas dan gelisah berlebihan. Ya, aku pun tidak
tahu kenapa dan apa yang terjadi dengan diri ku. Aku juga tidak tahu kenapa aku
mudah kepikiran atas perkataan dan sikap orang-orang lain terhadap ku. Aku tidak
tahu kenapa dari kemarin aku dihantui oleh suara yang mungkin berasal dari alam
pikiran ku yang berkata kepada ku seperti ini, “You’re nothing!” yang berarti “Kamu bukanlah apa-apa / tidak
berguna!”
Aku tidak tahu kenapa. Hingga pada
akhirnya, ku kumpulkan keberanian untuk menghapus akun IG ku setelah mencari
informasi di internet bagaimana caranya menghapus akun IG kita. Yaps, seketika
akun IG ku itu pun terhapus. Tidak ada satupun nama username IG ku lagi di daftar pencarian akun. Mungkin, banyak orang
yang terheran-heran kemarin atau hari ini, “Kok tiba-tiba akun IG Ocha gak ada?
Kok gak nampak Insta Story-nya lagi?
Kok tiba-tiba aku diblokir?” Ya, ku rasa kebanyakan dari pengikut ku mungkin mengira
bahwa aku memblokir mereka, padahal bukan.
Aku benar-benar merasa depresi seharian kemarin
hingga pagi tadi, akan tetapi setelah aku menelepon sahabat ku tadi pagi, aku
merasa termotivasi dan bangkit kembali. Dia pun heran kenapa aku buat tulisan status
di WA tentang curhatan depresi ku kemarin, dan kenapa tiba-tiba aku menjadi “Ocha
yang aneh begini”. Aku seperti seseorang yang ia tidak kenal, tidak seperti
biasanya, dan ia pun berkata bahwa dia tidak mau berteman dengan ku lagi jikalau
aku berpikiran dan berkata “aneh” tentang depresi ku kemarin.
Setelah aku mendengar “tamparan
motivasi” dari sahabat ku ini, aku merasa punya kekuatan lagi dari dalam diri
ku. aku merasa terinspirasi dengan cerita-cerita yang ia sampaikan pada ku. Ia
berkata juga bahwa aku tidak boleh menjadi sosok yang lemah, aku harus menjadi
sosok yang kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan ini karena dunia itu keras
dan kejam, tidak boleh bermental “tempe” tapi harus tahan banting. Masih banyak
orang yang hidupnya jauh lebih susah daripada aku, dan aku harus hilangkan sepenuhnya
pikiran buruk tentang diri ini, karena kalau bukan kita yang memotivasi diri
sendiri meskipun sudah diberi nasehat oleh banyak orang, siapa lagi? Dan,
motivasi terbesar itu timbul dari diri sendiri, bukan orang-orang lain. Baginya,
aku juga termasuk salah satu orang yang hidup beruntung di dunia ini, jadi aku
harus banyak bersyukur. Aku sangat berterimakasih padanya karena ia benar-benar
sahabat yang bisa menjadi “psikolog gratis” atas curhatan tentang masalah hidup
yang ku alami.
Aku memang rajin beribadah, tapi
entah kenapa aku terkadang dihantui oleh pikiran buruk. Ada masanya terkadang
aku tidak khusyuk beribadah, mungkin karena itu aku masih merasa tidak tenang meskipun
telah beribadah. Akan tetapi, aku berpikir, mungkin aku harus lebih banyak bersyukur,
berdoa dan beribadah sunnah selain ibadah wajib agar aku terhindar dari segala
macam hasutan yang mempengaruhi alam pikiran ku. Aku tidak mau depresi itu
menghancurkan dan membunuh ku secara perlahan-perlahan.
Aku harap, aku tidak akan mengalami
depresi ini lagi. Aku ingin menghapus kata “depresi” dari kamus hidup ku. Tiada
gunanya jikalau aku “menjatuhkan diri” dalam lubang depresi yang begitu dalam,
terlarut dalam dunia yang kelam yang ku sebut depresi.
Ya, ku yakin, kekuatan terbesar itu
terdapat dalam diri sendiri, tunjuklah hati. Hati dan pikiran harus bisa
bekerja sama dengan baik agar tercipta keselarasan hidup yang baik dan
InsyaAllah dijauhkan dari depresi. Bismillahirrahmanirrahim.
Terimakasih untuk para pembaca ku
yang telah menyempatkan watunya untuk membaca artikel ini. Saya harap, kalian
dapat memetik hikmah yang ada dalam artikel ini. ambil yang positif, buanglah yang
negatifnya. Semoga artikel ini dapat membuka pikiran kalian tentang depresi. Semangat,
jangan pernah menyerah untuk menjalani kehidupan yang kejam ini. Wassalam.
Komentar
Posting Komentar