Langsung ke konten utama

Stop Being Racist, Let’s Respect Each Other



Stop Being Racist, Let’s Respect Each Other

          Assalamualaikum para pembaca setia saya. Nah, kali ini aku mau beropini tentang rasisme yang sering terjadi di kalangan masyarakat banyak. Jangan bahas jauh-jauh sampai ke luar negeri dulu deh, coba aja lihat di Indonesia, banyak banget yang rasisme, padahal tinggal di satu negara yang sama, yaitu NKRI. Katanya, NKRI itu harga mati, tapi masih aja ada orang-orang yang tidak menghargai perbedaan antar warga negara Indonesia.
            Berbicara tentang SARA (Suku, Agama, Ras dan Adat) itu memang terdengar sangat sensitif, bahkan pernah sampai jutaan orang yang berdemo karena agamanya dihina, misalnya. Kenapa sih masih aja ada orang yang suka menyangkut-pautkan suatu masalah dengan ras atau agama seseorang? Miris, memang.
            Saya sering kali mendengar orang-orang Indonesia yang berbeda suku satu dengan yang lainnya, saling menghina dengan menyangkut-pautkan keperibadian dengan ras (suku) mereka. Jujur, menurut pendapat saya, ras itu tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan keperibadian seseorang. Sebagai contoh saja, orang-orang beranggapan orang-orang suku A itu pelit, orang-orang suku B itu pemarah, orang-orang suku C itu mau menang sendiri, dll. Banyak sekali orang menyangkut-pautkan permasalahan yang ada dengan suku seseorang. Padahal, hanya karena hal sepele, ckckck. Ironis, ya.
            Karakter atau sifat seseorang itu tergantung dari dirinya sendiri, bisa jadi itu emang udah bawaannya dari dulu namun susah diubah atau karena hal tertentu. Karena hal tertentu itu misalnya seseorang yang terlahir dari suku A, di suatu situasi ia sedang tidak memiliki uang yang cukup untuk dipinjamkan kepada seseorang yang sedang membutuhkan uang, janganakan dipinjamkan ke orang tersebut, untuk dirinya sendiri belum tentu cukup, bisa jadi pas-pasan. Nah, orang yang mau meminjam uang tersebut, eh malah beranggapan kalau orang yang mau meminjamkan uang itu pelit, padahal ia belum menceritakan apa yang sebenanrya terjadi yang dialaminya. Well, sering kali orang menghakimi atau menilai seseorang terlebih dahulu tanpa mengenal dulu alasan yang pasti dari seseorang kenapa ia melakukan sesuatu. Itulah fakta yang ada yang sering kali saya tonton di dunia nyata.
            Saya pertegas lagi, suku itu tidak ada sangkut pautnya dengan keperibadian seseorang. Mau itu suku A, B, C bahkan hingga Z sekalipun, setiap orang itu memiliki karakter yang berbeda-beda. Tolong, hargai sesama manusia. Katanya kita harus menerapkan BHINNEKA TUNGGAL IKA, namun masih banyak orang yang hanya menganggap itu sebagai MOTTO HIDUP orang-orang Indonesia semata, tidak diimplikasikan di dunia nyata.
            Oke, kita bahas soal agama. Agama apapun itu, masih tetap mengajarkan segala kebaikan untuk umat yang menganutnya. Kita sebagai antar umat beragama harusnya menghargai dan menghormati satu sama lain. Jangan melarang, menghambat atau bahkan menghancurkan tempat ibadah suatu agama. Bayangkan, jikalau kita adalah salah satu umat agama minoritas di suatu negara, lalu tempat ibadah yang telah kita bangun bersama malah dihancurkan bahkan dibom, itu sungguh PARAH. Well, we must respect each other! Don’t discriminate one to another!
            Pendiskriminasian itu memang sungguh menyayat hati. Dulu saya sering kali lihat berita di TV bahwa orang-orang dari suatu agama di suatu negara dengan teganya membakar bayi-bayi tak berdosa dari suatu agama lain karena bayi-bayi tersebut terlahir dari suatu umat agama minoritas di negara tersebut. Mereka tidak dianggap sebagai warga negara di negara tersebut, hanya karena perbedaan ras dan agama yang mereka anut. Ckckck, saya sangat miris dan sedih melihat berita tersebut di kala itu.
            Kita semua punya hak yang sama untuk hidup. Jangan hanya karena keegoisan kita semata, kita hancurkan harapan hidup seseorang bahkan banyak orang. Sedangkan manusia paling mulia sepanjang masa di muka bumi ini saja menganjurkan kita untuk selalu menghargai antar umat beragama meskipun kita punya cara beribadah yang berbeda-beda.
            Salah satu contoh permasalahan besar lain karena perbedaan ras, agama dan negara adalah kekejaman yang dilakukan oleh zionisme Israel terhadap Palestina. Mereka menjajah negara Palestina bertahun-tahun dan belum berhenti menyerang hingga kini. Betapa kejamnya kaum Israel terhadap Palestina, bahkan mereka sampai ingin merebut Al-Quds (Yerussalem) sebagai ibukota negara mereka. Setelah saya melihat video tentang anggapan anak-anak Palestina tentang Al-Quds sebagai ibukota Israel, mereka malah menentang dan dengan sangat tegas, cerdas dan bijaknya mereka bilang bahwa Israel itu bukanlah suatu negara, dan mereka tidak memiliki ibukota sama sekali. Mereka hanya ingin menjajah dan merebut tanah Palestina.
            Mungkin saya tidak bisa bercerita banyak tentang kejadian penjajahan terhadap negara Palestina yang dilakukan oleh bangsa Israel, tapi itu adalah sedikit cerita tentang rasisme yang dilakukan oleh bangsa Israel terhadap Palestina. Saya jadi teringat salah satu kalimat yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan, “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan...” Meskipun begitu, fakta yang ada yang telah kita tonton saat ini, masih saja ada banyak orang melakukan penjajahan terhadap suatu kaum atau bangsa dengan sewenang-wenang. Sungguh tidak manusiawi.
            Tuhan menciptakan kita untuk menjadi khalifah di bumi ini. kita diberikan amanah untuk tidak saling menjatuhkan dan menghancurkan. Kita diberi amanah untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia meskipun memiliki banyak perbedaan termasuk SARA.  Urusan agama terutama, segala yang terkait dengan urusan akhirat itu biar saja Tuhan yang mengadili dan membuat keputusan di kehidupan setelah dunia ini, jangan sampai kita menjadi pembenci suatu agama atau beberapa agama yang berbeda.
            Kita hidup bersama-sama di dunia ini, saling membutuhkan satu sama lain. Apapun urusan hidup kita, pasti kita tetap membutuhkan orang-orang lain untuk menolong kita, karena kita adalah makhluk sosial. Jangan jadikan dunia ini sebagai tempat yang “menjijikkan” untuk ditempati. Maksud saya begini, jangan jadikan dunia sebagai tempat yang tidak aman, nyaman dan tentram untuk ditempati hanya karena keegoisan dan tingkah laku manusia-manusia yang menempatinya.
            Saya ingin mengutip beberapa kalimat (bagian reff) dalam lirik lagu “Heal The World” yang dinyanyikan oleh almarhum Michael Jackson dahulu tentang penjajahan yang dilakukan oleh kaum zionisme Israel terhadap Palestina, liriknya seperti berikut ini: “Heal the world... make it a better place, for you and for me and the entire human race. There are people dying, if you care enough for the living, make it a better place, for you and for me.” Jujur, lirik lagu ini memiliki beribu makna, menurut saya. Karena, almarhum ingin menyatakan harapannya bahwa ia ingin dunia ini menjadi suatu tempat yang nyaman dan tentram untuk ditempati. Ia ingin dunia ini baik-baik saja, tidak adanya penjajahan, permusuhan, diskriminasi, dan segala macam kerusuhan atau kerusakan di suatu bagian belahan dunia ini. Kita sama-sama hidup disini, bumi. Jagalah dia sebaik-baiknya. Jangan jadikan segala macam bentuk perbedaan yang ada sebagai suatu alasan untuk saling menjatuhkan. Spread love and help each other!
            Saya harap, semoga kita semua manusia yang ada di dunia ini tetap menjaga tali silaturahmi yang baik. Jangan saling menghina, mengejek, mem-bully, menghakimi, bermusuhan, bahkan menjajah hanya karena segala macam perbedaan latar belakang hidup kita (Suku, Agama, Ras, Adat, Negara, dll). Mari kita saling tolong menolong, jangan turuti keegoisan (ingin menang sendiri), jangan menghujat orang-orang lain dengan kata-kata yang tidak pantas untuk disebutkan, jangan melakukan tindakan kekerasan, jangan ikuti amarah, dan jangan hanya karena hal sepele, kita sampai berdendam-dendaman. Well, it’s so ironic to see!
            Well, mulai dari saat ini, apapun warna kulit, mata, dan segala yang terkait dengan fisik kita, agama kita, suku (ras) kita, dan segala latar belakang hidup kita, jadikan semua perbedaan yang ada sebagai suatu cara Tuhan untuk membuat kita saling mengenal dan menghargai satu sama lain. Yang terpenting adalah akhlak, sifat, tutur kata dan perilaku mu. Nah, itu yang terpenting. Sekali lagi, keperibadian seseorang itu tidak ada sangkut pautnya dengan suku seseorang. Yang perlu dipahami, dimaklumi maupun ditegur itu adalah sifat atau perilakunya yang salah, bukan menyangkut-pautkannya dengan suku atau agama. It’s so sensitive to talk about race and religion.
            Baiklah, sekian dulu artikel dari saya. Semoga bermanfaat untuk dibaca dan membuka pikiran kita semua bahwasanya kita harus saling menghargai, memberikan kasih sayang dan menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Sebelumnya, saya mohon maaf jikalau terdapat banyak kesalahan dalam penulisan karena saya hanyalah seorang penulis yang masih belajar untuk memperbaiki diri, termasuk dalam menghasilkan karya sendiri. Oleh karena itu, saya membutuhkan adanya komentar positif dari para pembaca sebagai motivasi untuk menciptakan hasil karya yang lebih baik lagi. Selamat siang, sampai jumpa di artikel saya berikutnya. Wassalam.

- Ocha -
           
           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BE OPEN-MINDED

BE OPEN-MINDED    http://thetimesweekly.com/news/2017/feb/16/shorewood-special-census-starts-week/                     Bismillahirrahmanirrahim...           Assalamualaikum, semuanya. Nah, di malam kali ini aku ingin berbagi pendapat ku di dalam artikel ini tentang pemikiran yang terbuka, akan tetapi sebelum masuk ke pembahasan, alangkah lebih baiknya jika saya membuka artikel ini dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan.           Pernahkah kita melihat secara langsung seseorang yang suka merendahkan suatu agama? Pernahkah kita secara langsung melihat seseorang menilai sifat seseorang sesuai dengan suku yang dipegangnya? Pernahkah teman-teman melihat secara langsung seseorang yang merasa risih dengan suatu kaum atau pemeluk agama tertentu? Pernahkah teman-teman melihat seseorang yang (terlalu) rasis dengan suatu suku, agama, ras atau adat, memandang rendah diri orang-orang lain berdasarkan apa yang dimilikinya, entah itu fisik atau pun kebiasaanya? Atau, apakah diri

Hijrah Ku untuk Istiqomah Berhijab

Hijrah Ku untuk Istiqomah Berhijab Assalamualaikum sahabat-sahabat muslimah....     Ini adalah blog pertama saya yang dimana saya ingin menceritakan kisah hijrah saya untuk berhijab. Setiap manusia pasti ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, tentunya. Dengan berhijab, kita merasa lebih aman, nyaman dan pastinya terlindungi dari apa pun; dari sinar matahari, dari godaan laki-laki, atau dari kejahatan lainnya.     Baiklah, saya ingin menceritakan pengalaman saya berhijrah dari yang tidak berjilbab , berjilbab biasa, berjilbab pashmina, hingga berjilbab syar'i . Semua ini pastinya membutuhkan proses yang sangat panjang, dan itu awalnya tidak mudah. Bagaimanapun, kita harus tetap Istiqomah dan yakin bahwasannya Allah pasti akan membimbing kita untuk berubah menjadi seorang muslimah yang lebih baik lagi dari hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun.     Awal mulanya saya berjilbab adalah ketika saya masih duduk di bangku kelas 10 SMA. Sebenarn

Things About Me

Things About Me   (Foto lama ku pas  baru masuk kuliah)      Hai, kali ini aku mau bercerita tentang diri ku. Aku ingin menulis profil diri ku sendiri. Banyak hal yang ingin ku ceritakan tentang diri ku yang ku akan rangkum dalam blog kali ini. Well, here we go!           Aku terlahir dengan nama panjang Dwi Rosa Damasena, kalian bisa memanggil ku Ocha atau Rosa. But actually, my friends and people around me usually call me Ocha, except my family, they often call me Rosa. However, it depends on you which nickname you wanna call me.             Aku lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia, pada tanggal 26 Agustus 1996. Aku terlahir prematur, ya aku dilahirkan di bulan ke delapan (seharusnya aku lahir di bulan September). Seperti anak-anak yang terlahir prematur pada umumnya, aku terlahir dengan tubuh yang mungil sekali, berat badan ku dulu hanyalah 2 Kg lebih. Aku sangat mirip dengan ayah ku yang terlahir prematur juga. Well, buah jatuh tidak jauh dari poh