HI, I AM AN INTROVERT!
Bismillah. Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabaraktuh.
Mungkin, sebagian orang belum tahu dan
bertanya-tanya, “Apa itu introvert?”. Introvert mungkin terdengar asing di
telinga beberapa orang yang mendengarnya. Introvert itu, menurut pendapat saya
peribadi sebagai salah satu orang introvert yang ada di muka bumi ini, adalah
suatu keperibadian yang dimana “si pemiliknya” lebih nyaman dan senang untuk
melakukan apapun sendirian, punya lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri (me time), lebih banyak berpikir dan
bertindak daripada berbicara, berusaha untuk lebih mengenal dirinya sendiri,
menghabiskan sebagian besar waktu dengan sendirian dan lebih mandiri, lebih
memahami keadaan dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya), mengisi waktu
luang dengan hobi-hobi yang digemarinya (beberapa hobinya adalah membaca buku,
menulis dan mendengarkan musik), memiliki pemikiran dan perencanaan yang matang
untuk jangka panjang atau yang akan datang, lebih menyukai belajar sendirian
daripada beramai-ramai, berusaha untuk belajar apapun dalam hidup terutama
pengalaman-pengalaman karena itu semua tentunya juga sangat berharga, senang
untuk berpetualang untuk hidupnya sendiri, sering dianggap aneh namun masih
termasuk logis dan manusiawi, banyak yang dianggap sangat pintar/cerdas bahkan
jenius, banyak yang dianggap sebagai sosok yang (sangat)
tertutup/pendiam/pemalu, lebih suka berkarya daripada membuang waktu banyak
untuk berkumpul bersama teman-temannya,
mereka lebih selektif dalam memilih teman-teman, sahabat dan mereka
hanya mempercayai pada beberapa orang yang dapat dipercayai untuk menaruh buah
pikiran, curhatan atau isi hati mereka.
Mungkin, tak banyak orang yang
memahami sosok seorang introvert yang dikenal pendiam, pemalu dan banyak
berpikir. Sedikit cerita, bahwa aku adalah seorang introvert. Dulu, aku pernah
merasakan betapa sulitnya menjadi sosok introvert karena tidak terlalu mudah
bergaul dengan banyak orang yang biasanya dilakukan oleh orang banyak. Aku dulu
sangat iri dengan teman-teman ku yang mudah bergaul dengan siapa saja, dan aku
sangat iri untuk dijuluki sebagai seorang “anak gaul” semasa sekolah dulu. Aku ingin
sekali untuk bisa nongkrong bersama teman-teman sekolah, namun aku tidak
memiliki banyak teman saat itu, hanya beberapa orang yang dapat ku percayai
saja. Dulu, aku sosok yang culun, sangat lugu dan sangat pendiam sehingga cocok
jadi mangsa bully-an para anak-anak
nakal. Aku dulunya sering diejek, dijauhi karena aku kurang pandai bergaul dan
sering dimanfaatkan oleh teman-teman sebaya ku.
Jujur sih, aku pernah sempat depresi
dan frustasi dengan keadaan ku saat itu karena aku sudah lelah untuk menjadi
sosok yang seperti itu hingga akhirnya membuat aku benci dan kehilangan cinta
untuk diriku sendiri. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu selain
hanya menangis seorang diri di rumah saat di rumah tidak ada orang sama sekali.
Aku pernah seorang diri menangis sendirian di kamar lantai atas karena aku
benci untuk dilkucilkan oleh teman-teman ku. Aku tidak tahu aku salah apa, dan
mengapa aku begini. Aku merasa keberadaan ku di tengah-tengah mereka sangat
tidak dihargai, dan mereka tidak bisa menerima ku untuk menjadi bagian dari
kelompok mereka. Aku merasa seperti pikiran ku sangat sumpek dan sangat
membutuhkan kebebasan.
Dulu, semasa sekolah/remaja ku, ku
habiskan banyak waktu untuk sekolah, les pelajaran-pelajaran di luar sekolah
dan guru-guru dari sekolah, belajar, berkumpul bersama keluarga, membantu kedua
orang tua untuk mengurusi rumah, mengurus diri sendiri, sekali-sekali
jalan-jalan bersama sahabat-sahabat (dulu aku memiliki sangat sedikit sahabat),
bermain alat-alat musik (hanya sedikit alat musik yang bisa ku mainkan),
belajar (dulunya aku sangat kutu buku dan senang belajar banyak pelajaran,
entah itu IPA, IPS ataupun Bahasa, bahkan membaca buku-buku cerita juga), menulis
novel (tidak pernah ku selesaikan lagi), cerpen, dongeng, mimpi-mimpi atau
cita-cita dan diary, dan lain-lain, pokoknya sebagian besar waktu ku tidak
untuk disia-siakan untuk bergaul dengan banyak teman sebaya. Aku pernah sempat
agak jenuh untuk menjalani kehidupan yang begitu-begitu saja karena aku merasa
pikiran ku belum terlalu terbuka. Aku butuh untuk mengenal banyak orang, namun
di satu sisi aku merasa sangat takut untuk memulai pembicaraan karena aku tidak
tahu apa yang ingin aku bahas di saat aku berada di samping seseorang, hingga
akhirnya orang tersebut hanya diam seribu bahasa ketika berada di dekat ku. Aku
merasa agak percaya diri ketika ada beberapa orang di dekat ku yang berbicara
sehingga aku bisa bergabung pembicaraan bersama mereka meskipun aku lebih
banyak diam daripada berbicara dahulunya.
Saat itu, aku masih tidak mengerti
mengapa aku bisa sependiam itu, karena saat itu aku tidak mengenal istilah
intovert sendiri. Jauh sebelum ku mengenal keperibadian introvert, seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya usia ku, semenjak aku kuliah dan hidup lebih
mandiri jauh dari kedua orang tua ku, banyak hal yang telah ku petik
pelajaran-pelajarannya. Aku belajar untuk mengenal lebih banyak orang, budaya,
bahasa dan adat baru di tempat perantauan ku, beradaptasi dengan banyak orang,
memahami karakter-karakter atau keperibadian-keperibadian orang banyak hingga
aku bisa beradaptasi dengan baik dengan mereka, mencari dan mendapatkan
inspirasi, menulis berbagai cerita pengalaman hidup ku, belajar untuk lebih
mandiri dan lebih tegar menjalani hidup, belajar untuk lebih bijak mengatur
waktu, belajar untuk lebih mencintai dan lebih banyak bersyukur dengan
kehidupan yang ku miliki sepanjang hayat ku, belajar lebih serius untuk
pendidikan ku saat itu karena aku telah diamanahkan oleh kedua orang tua ku
untuk menjalani pendidikan disana dengan sebaik-baiknya, dan pastinya salah
satu yang terpenting adalah aku belajar untuk menjadi lebih dewasa daripada
sebelumnya. Semenjak ku merantau dulu, dari situ aku belajar bahwa tidak
selamanya aku harus bergantung banyak pada orang-orang, bahkan aku jadi lebih
paham bahwa berharap pada manusia adalah salah satu hal paling menyakitkan yang
pernah ku alami.
Aku lebih banyak jalani kehidupan
disana seorang diri daripada dengan banyak orang. Aku suka berkelana
mencari-cari inspirasi dan menyegarkan otak ku setelah belajar untuk pendidikan
ku disana, karena di luar sana aku pasti akan menemukan banyak hal baru untuk
ku pelajari yaitu pelajaran-pelajaran hidup berharga. Dari melihat dan
mendengar hal-hal baru membuat kita bertambah syukur dengan segala nikmat dan
kekurangan yang kita miliki sepanjang hayat bahwa di luar sana banyak
orang-orang yang bernasib kurang beruntung daripada kita. Aku semakin bisa
berdiri di atas kaki ku sendiri dan lebih mencintai hidup ku sendiri.
Tak hanya itu, suatu ketika saat
kuliah, aku pernah tertarik untuk mempelajari ilmu Psikologi. Karena aku ingin
bisa lebih akrab dengan banyak orang dan mudah berbaur dengan siapa saja tanpa
takut untuk memulai suatu topik pembicaraan dan pastinya ingin lebih dapat
diterima oleh banyak orang, yaitu bagaiman caranya menjadi sosok yang
menyenangkan dan hangat bagi banyak orang meskipun aku juga bukan sosok yang
sangat panas (kalian pasti paham). Akhirnya, aku ke toko buku Gramedia untuk
membeli suatu buku Psikologi tentang “Mudahnya Mengenal Banyak Orang dari
Karakter-Karakternya”, kira-kira inti judulnya begitulah. Jujur sih, aku dulu
sangat suka untuk membeli sebuah buku baru tiap awal bulan setelah dikirimi
uang jajan untuk sebulan oleh kedua orang tua ku. Jadi, tak hanya itu, aku juga
mulai mempelajari ilmu Psikologi dari internet karena itu salah satu akses
untuk dapatkan ilmu dengan lebih mudah dan lebih murah asalkan kita pandai
memilih mana situs-situs yang dapat dipercayai informasinya.
Akhirnya, setelah ku baca banyak, aku
temukan tentang keperibadian introvert dan ekstrovert. Saat itu aku berpikir
bahwa akhirnya aku telah menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang
keperibadian ku yang ku anggap “tidak biasa” seperti orang-orang lain. Aku merasa
lebih lega dan tenang karena aku bukanlah satu-satunya sosok yang seperti itu
karena aku pernah berpikir bahwa “Apakah ada yang salah dengan diriku? Mengapa ku
begini?”. Aku berpikir bahwa aku tidak sendirian yang menjadi sosok seperti itu
di dunia ini. Ternyata, aku seorang introvert. Lambat laun, Alhamdulillah jauh
lebih memahami, mengenal, mencintai diriku sendiri karena aku diciptakan oleh
Allah untuk menjadi sosok seorang introvert. Menjadi sosok introvert itu
ternyata tidak merugikan dan tidak perlu dikhawatirkan sama sekali karena
fakta-fakta yang telah ku baca bahwa orang-orang introvert adalah sosok-sosok
yang istimewa dan faktanya juga bahwa kebanyakan para tokoh dan ilmuwan sukses
dan terkenal di dunia adalah dari “kaum” introvert. Aku semakin bangga menjadi
sosok introvert yang telah ada di muka bumi ini, dan satu lagi, salah satu
sosok introvert yang sangat, sangat aku kagumi akan keperibadian dan
kecerdasannya adalah Maudy Ayunda, yaitu anak muda, penyanyi, aktris dan pelajar
berbakat dan hebat di balik introvertnya. Dia telah membuktikan bahwa sosok
introvert dapat tampil dengan mengagumkan di depan orang banyak dan bisa sukses
di dunia nyata ini.
Saat itu, aku semakin yakin bahwa aku akan
bisa menggapai segala mimpi-mimpi yang telah ku tulis di buku harian dan
menjadikannya kenyataan. Satu per satu mimpi yang telah ku tulis yang telah
tercapai, ku berikan satu centang, jika gagal, aku akan memberikan tanda silang
dan yang belum akan diusahakan, Insha Allah. Jadi, jangan pernah minder dengan
diri sendiri sebagai sosok introvert, karena itu Insha Allah adalah sosok-sosok
yang mengagumkan.
Teruntuk orang-orang introvert di luar
sana, kalian jangan pernah minder dengan diri sendiri karena kekurangan-kekurangan
kalian di mata banyak orang, malah justru itu bisa jadi kelebihan-kelebihan kalian,
seperti pemikir kritis, pendiam, pemalu dan tidak terlalu banyak bicara alias
bicara yang sekiranya penting saja. Kalian tidak sendirian di dunia ini. Dunia itu
luas untuk dijelajah oleh seorang introvert, maka kejar mimpi-mimpi kalian. Introvert
akan membuat kalian jadi lebih mengenal diri sendiri, memahami setiap kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki dan tidak membuang banyak waktu untuk
omongan-omongan atau tindakan-tindakan yang kurang berguna.
Sekian dulu cerita dari saya, semoga
ada hikmah yang dapat kalian petik. Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam
penulisan, baik itu pola-pola kata, kalimat, tanda baca, ejaan, dan lain-lain. Jika
kalian temui bermacam kekurangan dan pendapat positif, silahkan tinggalkan
komentar kalian di kolom komentar di bawah ini. Insha Allah, di lain waktu saya
akan menulis artikel atau cerita yang lain lagi. Semoga bermanfaat. Salam sejahtera
untuk kita semua, selamat siang dan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Komentar
Posting Komentar