Impian untuk
Melanjutkan Pendidikan ke New York City, Amerika Serikat
Saya percaya akan kalimat bijak berikut: "If there is a will, there
is a way." atau "Dream, believe and make it
happen." Ya, saya sangat, sangat percaya akan kalimat itu.
Baiklah, disini saya ingin bercerita tentang impian saya untuk melanjutkan
studi di luar negeri.
Saya adalah seorang anak muda yang berusia 21 tahun.
Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas yang ada di kota
Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Saya adalah seorang mahasiswa semester 7
atau angkatan 2014. Saya sedang berusaha untuk menyelesaikan pendidikan saya
selama empat tahun. InsyaAllah saya akan mulai menulis skripsi di semester
depan.
Saya sadar bahwasanya saya masih
muda. Saya masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan hidup saya. Saya
tahu bahwasanya hidup ini hanya sekali. Selagi saya masih muda, saya ingin
memanfaatkan waktu yang ada untuk hal-hal yang berfaedah baik bagi diri saya
sendiri maupun orang-orang lain. Saya sangat yakin akan kalimat bijak berikut: “Hidup
ini hanya sekali, maka jadilah orang yang berfaedah bagi orang lain, dan engkau
akan dikenang.” Intinya, jangan pernah menyia-nyiakan waktu yang diberikan pada
kita. Apalagi, selagi kita masih muda, masih aktif-aktifnya untuk mengembangkan
potensi yang kita miliki, maka kembangkanlah. Selagi masih muda, cobalah
menuliskan impian-impian kita di dalam sebuah buku catatan tentang 100 impian
yang ingin kita capai. Jika sudah tercapai, berikan tanda centang dan jika gagal, berikan tanda silang. Kejarlah mimpi-mimpi
mu yang belum pernah tercapai.
Sedikit cerita, dulu ketika saya
masih duduk di kelas 3 SMA semester 1, saya telah menuliskan 100 impian saya di
dalam sebuah buku catatan harian saya, buku diary
saya. Saya telah memikirkan apa saja yang mesti saya capai untuk kehidupan saya
kelak. Akan jadi apa saya di masa depan. Apa yang akan saya lakukan di masa
depan kelak. Itulah harapan-harapan saya. Saya tahu bahwasanya saya hanya bisa
bermimpi dan merencanakan masa depan saya, namun tetap saja Tuhan selalu punya
rencana terbaik-Nya bagi hidup saya kini dan di masa depan. Takdir Tuhan tidak
dapat ditolak atau dihindari. Setelah tamat
SMA, saya beri tanda centang untuk cita-cita saya yang telah terwujud, dan saya
beri tanda silang untuk cita-cita saya yang telah gagal. Saya syukuri semua
yang ada walaupun saya pernah merasa sedih karena cita-cita saya telah gagal.
Di usia 21 tahun ini, saya telah
bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan S 2 saya di kota New York, Amerika
Serikat. Mengapa saya memilih kota ini untuk melanjutkan S 2 saya kelak? Karena
saya terinspirasi oleh sebuah buku tentang impian-impian seseorang yang telah
ia capai di usia mudanya, dan ia telah menyelesaikan sekolahnya di kota New
York, Amerika Serikat di usianya yang masih sangat muda, lebih muda daripada
saya. Banyak hal yang menjadi inspirasi saya dalam buku ini. Buku yang sangat
memotivasikan saya untuk tetap terus semangat dan maju dalam menggapai
cita-cita saya. Masa depan ditentukan oleh masa kini. Masa tua kita ditentukan
oleh masa muda kita. Itulah dua buah kalimat yang aku yakini hingga saat ini.
Jujur, dulu saya sangat ingin
berkunjung ke Inggris. Saya sangat menyukai negara Inggris, apapun yang
berkaitan dengan negara Inggris, dan bahasanya sedang saya pelajari selama saya
berkuliah. Ya, saya adalah seorang mahasiswa yang mengambil jurusan “Bahasa
Inggris”. Bahasa internasional yang tidak hanya dipelajari oleh
mahasiswa-mahasiswa yang mengambil jurusan “Bahasa Inggris” namun untuk semua
kalangan. Apalagi kita hidup di era globalisasi yang menuntut kita untuk mampu
berbahasa Inggris.
Alhamdulillah, kemampuan
berbahasa Inggris saya semakin lebih baik dibandingkan dulu ketika masih
bersekolah. Saya pelajari terus bahasa asing yang menjadi bahasa internasional
ini. Alhamdulillah, saya pun telah meraih nilai skor TOEFL yang cukup tinggi menurut saya hasil usaha saya sendiri, karena
saya telah mendengar keluhan dari orang-orang lain yang sering kali gagal setiap
kali mengikuti TOEFL.
Saya berkeinginan untuk
melanjutkan pendidikan saya di Amerika Serikat karena ingin mengetahui lebih
banyak tentang negara ini. Bukan berarti saya telah tidak menyukai negara
Inggris lagi, namun tujuan utama saya saat ini adalah kota New York, Inggris
adalah negara kedua idaman saya yang ingin saya kunjungi, jadikan tempat
tinggal baru untuk berkuliah S 2.
Saya suka dengan kota New York,
dengan segala kemajuan yang ada. Saya tahu bahwasanya hidup di negara Amerika
Serikat, apalagi kota New York pasti banyak tantangannya. Akan tetapi, saya
yakin bahwa kota ini berisi orang-orang yang open-minded terhadap orang-orang dari negara manapun, tanpa
memandang SARA (Suku, Agama, Ras dan Adat). Karena kota ini adalah salah satu kota yang menjadi tujuan utama bagi kebanyakan
orang di seluruh dunia, termasuk saya.
Saya sedang berusaha untuk
memperlancar bahasa Inggris saya. Saya ingin mengetahui lebih banyak bagaimana
dialeg ala Amerika Serikat dan Inggris agar saya dapat lebih mudah
mengucapkannya dan memahaminya jika saya berkomunikasi dengan penutur asli
bahasa Inggris (native speakers). Saya
juga sedang berusaha untuk bisa mendapatkan beasiswa dari tes IELTS untuk
mewujudkan pendidikan s 2 saya di luar negeri. Harapan saya, setidaknya negara
Malaysia adalah negara pilihan ketiga (pilihan terakhir) untuk melanjutkan
studi S 2 saya kelak. Itulah cita-cita saya saat ini, di usia 21 tahun ini, di
usia yang masih muda ini.
Sekedar
untuk memberikan motivasi bagi anak-anak muda yang membaca ini...
Untuk seluruh anak muda. Sadarkah
kita bahwasanya hidup ini harus punya impian, strategi, tujuan, arah, usaha,
keyakinan, doa dan optimisme? Bayangkan oleh kalian jikalau hidup kita tidak
ada impian, strategi, tujuan dan arah? Akan jadi apakah kita di masa depan kelak?
Apa yang ingin kita capai kalau kita tidak punya cita-cita? Cita-cita tidak
hanya sekedar cita-cita, namun harus ada usaha yang membarenginya.
Dear, para anak muda. Kita semua, manusia-manusia yang hidup di
dunia ini sama-sama diberikan waktu 24 jam dalam sehari. Semua itu tergantung
diri kita masing-masing, bagaimana cara kita untuk memanfaatkan waktu 24 jam
itu. Seringkali kita lihat para anak-anak muda lebih banyak habiskan waktu
untuk berkumpul atau merumpi, menggosip, ketawa sana sini, berkunjung ke
kafe-kafe atau ke diskotik-diskotik agar dianggap sebagai “Anak-anak Kekinian”.
Jujur, saya sangat menolak untuk istilah tersebut. BIG NO!!!
Saya sebagai salah satu di
antara kalian sadar bahwa saya telah hidup di abad 21, sebuah abad yang menurut
ku “Abad yang Super Canggih”. Semuanya serba canggih dan modern, mulai dari
teknologi, gaya hidup, makanan, minuman, busana, dan lain-lain. Semuanya serba
maju. Nah, justru dengan segala kecanggihan yang ada, mestinya kita sebagai
penerus bangsa kembangkan bakat atau potensi yang Tuhan telah berikan pada
kita. Hargai waktu yang ada. Jangan karena kecanggihan tersebut membuat kita
terlena dan terpedaya olehnya. Kita habiskan waktu yang ada untuk memainkan
aplikasi-aplikasi yang ada. Kalau aplikasi-aplikasi tersebut dimanfaatkan
dengan sangat baik seperti membagikan kata-kata bijak atau menjualkan
barang-barang secara online, itu tidak masalah, tapi yang bahaya adalah
jika kita terlalu asyik dengan gadget
kita. Astaghfirullahalhazim...
Ironisnya, saya sudah beberapa
kali melihat anak-anak kecil yang bahkan mungkin dibawah usia 5 tahun sudah
pandai memainkan gadget yang mereka
miliki. Belum seharusnya mereka diperkenalkan dengan barang semacam itu. Mereka
seharusnya diperkenalkan dengan permainan-permainan tradisional yang pernah
dimainkan oleh orang-orang zaman dulu agar tidak melupakan permainan
tradisional dari negara sendiri dan tidak menciptakan adanya sifat egois sejak
dini karena terlalu asyik dengan gadget-nya
sendiri. Mereka adalah anak-anak yang harus dikembangkan selalu minat dan bakat
mereka, jangan sampai gara-gara orang tua ingin anak-anaknya tidak ketinggalan
zaman membuat mereka terpedaya dan malas. Ya, malas adalah penyakit utama
manusia.
Kembali ke topik sebelumnya. Saya
adalah salah satu anak muda yang ada di dunia ini. Saya sedang berusaha untuk
menggapai cita-cita saya. Saya pernah punya cita-cita untuk menjadi seorang
penulis buku motivasi terkenal, melanjutkan pendidikan di luar negeri, keliling
dunia atau ke beberapa negara di dunia, dan menjadi seorang anak muda yang
sukses untuk kehidupan dunia maupun akhiratnya. Saya punya prinsip hidup di
usia muda saya ini seperti ini: “Saya adalah seorang wanita. Saya akan menjadi
seorang calon ibu jika saya sudah menikah kelak. Saya akan memiliki anak. Saya ingin
saya menjadi seorang ibu yang terbaik bagi anak-anak saya, menjadi pendidik
utama yang baik bagi mereka, motivator terbaik bagi mereka, pembimbing agama
mereka, ibu yang cerdas, ibu yang bermanfaat bagi keluarga kecilnya maupun
orang-orang lain. Karena, ibu yang berpendidikan dan cerdas dalam ilmu agama
dan ilmu pengetahuan lainnya adalah ibu yang akan mencetak generasi-generasi
yang cerdas dan berilmu pengetahuan. Ibu yang baik akhlaknya akan mencetak
generasi-generasi yang baik pula akhlaknya. Ibu adalah seseorang yang paling
berpengaruh bagi anaknya. Ibu yang cantik luar dan dalam adalah ibu yang
diidamkan oleh banyak anak, dan istri yang diidamkan oleh banyak suami. Bukan istri
atau ibu yang dikenal sebagai “Anak Hits”, “Anak Gaul” atau “Anak Kekinian”.
Dear, para generasi penerus bangsa. Sadarkah kita bahwasanya negara
yang maju tergantung pada masyarakatnya yang cerdas? Kita adalah generasi-generasi
penerus bangsa. Kita adalah generasi-generasi di dunia. Generasi-generasi yang
seharusnya mengharumkan, mengembangkan serta memajukan negaranya masing-masing.
Negara yang maju tidak membutuhkan generasi-generasi yang gila akan kecanggihan
teknologi, namun bagaimana mengembangkan teknologi menjadi lebih canggih lagi,
berinovasi. Negara yang maju tidak membutuhkan generasi-generasi yang malas,
namun generasi-generasi yang selalu menggali potensinya terus menerus. Bagaimana
negara kita akan maju jikalau kita tetap jalan di tempat tanpa berusaha untuk
mewujudkan cita-cita kita sendiri maupun negara ini?
Sekarang, saya bersama kalian
sedang menggapai cita-cita kita masing-masing. Kita tidak tahu bagaimana
kehidupan kita kelak. Kita tidak tahu apa rencana Tuhan untuk hidup kita kelak.
Yang bisa dan mesti kita lakukan adalah bermimpi, berdoa, merancang strategi,
tujuan dan arah, memiliki keyakinan yang kuat, memiliki semangat yang kuat atau
optimisme, berpikiran positif, berusaha dan bekerja lebih giat dan lebih keras
lagi untuk mewujudkan segala harapan-harapan kita. Kita masih muda, otak kita
masih segar. Jangan dibawa malas, jangan turuti rasa malas itu. Jangan turuti
nafsu sesaat kita. Jangan mudah mengeluh dan berpikiran negatif dan jangan
pesimis. Saya yakin akan kalimat ini, “Hasil tidak akan mengkhianati usaha.” Saya sangat, sangat percaya akan kalimat itu.
Jadi, selagi masih muda, teruslah berusaha menuju ke arah yang lebih baik lagi
demi masa depan yang cerah. Hargai waktu mu. Cintai waktu mu. Sayangi hidup mu. Jadilah
orang yang berfaedah, karena engkau pun akan dikenang, maka bangkitlah. Majulah.
Melangkahlah ke depan. Hidupkan cita-cita mu menjadi kenyataan. Salam para
generasi muda. :)
Komentar
Posting Komentar