Dear Globalisasi,
Hai globalisasi, kini kau semakin besar dan berjaya ya. Kau memberikan perubahan yang jauh lebih besar dan berbeda drastis dari zaman-zaman sebelumnya. Wahai era globalisasi, banyak manusia maupun makhluk hidup lainnya berubah, tak terkecuali alam tempat kami hidup.
Kau memberikan pengaruh yang begitu besar pada hidup kami. Di zaman ini, kau memberikan arti yang mendalam dalam hidup kami, kami seakan tidak bisa hidup tanpa mu.
Sebagian besar dari kami mengikuti arus waktu dari tahun ke tahun. Yang kami ikuti dan selalu berubah dan baru adalah gaya hidup, gaya belanja, gaya busana, gaya makan, gaya kerja, gaya teknologi serta gaya berkompetisi. Semuanya berbondong-bondong untuk selalu update dengan gaya zaman kini. Berita tentang apa pun selalu di-update, dan banyak orang yang tidak mau ketinggalan zaman. Zaman memang telah berubah di abad 21 ini.
Terutama gaya teknologi, dari teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun, inilah yang membuat semua orang berbondong-bondong untuk update gaya-gaya tersebut di atas. Lalu apa pengaruhnya? Dari teknologi, terutama HP, segala informasi baik maupun buruk berada di genggaman tangan kita, menyangkut berita-berita ter-update di dunia, mulai dari fashion, pekerjaan, pendidikan, makanan, pemasaran (online shop), tempat-tempat wisata dan lain sebagainya. Kita bisa meng-update semua berita terkini melalui HP-HP canggih melalui internet ataupun aplikasi-aplikasi jejaring sosial. Tidak ada kata 'tidak ada' di dunia internet, pasti semuanya ada. Hanya dengan mengetik kata kuncinya saja, berbagai macam artikel, gambar dan lainnya akan kita temui.
Zaman globalisasi ini memang membuat banyak orang semakin cerdas dalam segala hal, namun bukan berarti tidak membuat orang semakin bodoh dengannya. Zaman di abad 21 ini kita semakin dipermudah dalam segala hal. Orang-orang yang 'cerdik buruk' mudah saja memasukkan konten-konten negatif ke dalam dunia internet, terutama konten-konten yang dapat merusak bangsa, terutamanya lagi para generasi bangsa.
Kita sebagai para generasi bangsa yang hidup di abad 21 ini haruslah lebih berhati-hati, kreatif, cerdas, bijaksana, inovatif, 'cerdik baik' dan aktif karena kita hidup di zaman serba instan. Jangan mau dibodoh-bodohi oleh 'para penjahat online' tersebut, jangan sampai kita mudah terjerumus olehnya. Dari melihat dan mendengarkan segala informasi baik maupun buruk dari internet akan mempengaruhi kepribadian kita sebagai manusia modern. Tentunya itu akan memberikan perubahan yang sangat besar bagi diri kita. Sebagai contoh, ada seorang anak rajin belajar dan gemar membaca buku dulunya, karena pergaulan dan sudah memiliki sebuah HP yang canggih, ia lebih gemar menjelajahi dunia internet dengan memainkan aplikasi-aplikasi jejaring sosial berjam-jam dan melihat/membaca konten-konten yang tidak bermanfaat bagi dirinya karena keingintahuan yang kuat terhadap segala informasi dunia, baik itu baik/positif maupun buruk/negatif. Ia menjadi ketagihan hingga akhirnya ia lupa akan waktu belajar dan membaca buku seperti yang sering ia lakukan dahulu. Tidak hanya itu, ia pun juga jadi lupa beribadah, dan mulai 'merubah kesopanan pakaiannya' akibat melihat gaya-gaya berbusana remaja-remaja masa kini yang kebarat-baratan. Ia pun tidak mau ketinggalan. Ia juga mulai sering pergi berkumpul bersama teman-temannya ke kafe-kafe atau diskotik-diskotik. Bukannya teknologi canggih itu memberikan dampak baik baginya, malah memberikan dampak yang jauh lebih buruk baginya. Alhasil, nilai-nilai sekolahnya turun drastis, rendah sekali dan perubahan-perubahan buruknya itu sangat mengecewakan kedua orang tuanya maupun keluarganya. Kedua orang tuanya malu dan pastinya merasa sangat bersalah karena kurang mengawasi kegiatan-kegiatan anaknya dan kurang mendidik anaknya ke arah yang lebih baik lagi.
Begitulah salah satu contoh perubahan dari diri seorang anak manusia yang terlalu terobsesi dengan kemajuan zaman. Kita semestinya dapat menjaga diri kita dari segala hal buruk yang akan berdampak buruk bagi hidup kita. Kita harus bangkit dan sadar. Dunia ini kita yang mengontrolnya, bukan dunia ini yang mengontrol kita. Kita yang selama ini salah menafsirnya, sadarlah, bukalah mata hati kita. Kita hidup di dunia ini hanya sekali. Pandai-pandailah kita berbuat baik untuk dunia ini, yaitu menjadi orang yang berfaedah.
Perdekatkan diri kita dengan Tuhan, sayangi diri kita, sayangi orang-orang yang mencintai kita dan yang kita cintai. Jangan pernah kecewakan diri kita maupun orang-orang lain. Jangan ikuti arus yang tidak sesuai dengan jati diri atau kepribadian kita. Jangan biarkan diri kita jatuh ke lubang yang sangat dalam.
Jadilah manusia modern yang cerdas. Kalau bukan diri kita sendiri yang mengontrol dan merubah diri kita ke arah yang lebih baik, siapa lagi? Ingat, Tuhan Maha Melihat. Dunia ini bukan hanya milik diri kita sendiri, namun juga milik jutaan umat, milik kita bersama. Jangan sampai, karena kecanggihan teknologi membuat kita menjauhkan diri dari orang-orang yang dekat dan mendekatkan orang-orang yang jauh. Jadilah manusia sosial yang cerdas dan saling tolong menolong. Jadilah orang yang berfaedah bagi orang lain, maka orang lain pun akan membalas faedah itu dengan kebaikan pula kepada kita.
Selain itu, kita juga mesti lebih sayangi alam dan bumi kita ini. Jangan buang sampah sembarangan, apalagi sampah-sampah plastik, kasihan generasi-generasi kita di masa depan yang akan menuainya. Zaman boleh modern, namun alam juga mesti disayangi, jangan hanya teknologi saja yang disayangi. Yuk kita buat perubahan baik bagi diri kita.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Dari penulis yang sedang berjuang. Wassalam. :)
Komentar
Posting Komentar